VINANSIA.COM - Nama Muhammad Kerry Adrianto Riza mungkin sudah cukup dikenal dalam dunia bisnis Indonesia, tetapi belakangan ia lebih sering terdengar bukan hanya karena kesuksesannya di dunia properti, melainkan juga karena keterkaitannya dalam sebuah kasus besar.
Kasus yang menyita perhatian banyak pihak: korupsi minyak mentah dan produk kilang Pertamina 2018–2023, yang melibatkan angka fantastis hingga mencapai Rp 193,7 triliun.
Bagi banyak orang, nama belakang Kerry tidak asing, terutama bagi mereka yang mengikuti perjalanan bisnis Mohammad Riza Chalid, ayahnya, yang dikenal sebagai pengusaha besar di industri energi.
Dunia minyak memang sudah dekat dengan kehidupan Kerry sejak lama. Namun, meskipun darah bisnis energi mengalir dalam dirinya, Kerry juga melangkah jauh ke sektor lainnya.
Dari Energi ke Properti
Pada dunia bisnis properti, Kerry memegang posisi penting sebagai Komisaris Utama Kreame Property Indonesia.
Perusahaan ini dikenal dengan proyek-proyek hunian kelas menengah atas yang tersebar di daerah strategis Jakarta Selatan, seperti Cilandak, Kemang, dan Fatmawati.
Dalam sebuah wawancara dengan media tahun 2021, Kerry mengungkapkan bahwa salah satu kunci sukses pengembangan properti adalah aksesibilitas infrastruktur—seperti jalan tol, MRT, dan LRT—yang bisa menambah nilai jual bagi pembeli.
Kreame Property pada awalnya optimistis dengan prospek pasar properti, terutama setelah dampak pandemi mulai mereda. Namun, langkah Kerry yang sebelumnya penuh harapan di dunia properti kini harus berhadapan dengan tantangan yang tak terduga.
Bisnis Olahraga dan Gaya Hidup
Selain properti dan energi, Kerry juga dikenal dalam dunia olahraga. Ia adalah pemilik Amartha Hangtuah Jakarta, sebuah klub basket yang bermain di Indonesian Basketball League (IBL).
Dalam kepemimpinannya, klub ini mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari sisi infrastruktur maupun regenerasi pemain, mencerminkan kepeduliannya terhadap perkembangan olahraga Indonesia.
Namun, meskipun dunia olahraga memiliki tempat khusus dalam hidupnya, kini sorotan lebih terfokus pada sebuah kasus yang semakin mendalam.
Kasus Minyak: 193,7 Triliun yang Menggemparkan
Kasus korupsi minyak mentah dan produk kilang Pertamina yang menyangkut Rp 193,7 triliun menyita perhatian publik.
Dalam penyelidikan ini, Kerry disebut-sebut memiliki keterkaitan dengan PT Navigator Khatulistiwa, sebuah perusahaan yang terlibat dalam pusaran masalah ini. Namun, hingga saat ini, masih banyak pertanyaan tentang peran pastinya dalam kasus ini.
Apa peran Kerry dalam skandal besar ini? Apakah keterlibatannya hanya sebatas nama atau ada bukti yang lebih kuat? Publik tentu menunggu jawaban yang pasti.
Kasus ini menyeret banyak nama besar lainnya, dan ini bukan sekadar masalah bisnis biasa—ini menyentuh berbagai lapisan politik dan jaringan yang telah terbentuk sejak lama.
Minyak dan Politik: Cerita yang Tidak Pernah Usai
Industri minyak memang tak hanya soal bisnis semata. Ia telah lama terjalin erat dengan politik dan jaringan kepentingan.
Sejak dulu, sektor ini selalu menarik perhatian, dengan cerita-cerita yang kadang berakhir di meja hukum.