Kategorisasi Perusahaan
Menurut Lynch, mengkategorikan perusahaan dapat membantu dalam mengembangkan "cerita" dan membentuk ekspektasi yang realistis. Dia mengusulkan dua cara pengkategorian utama:
Berdasarkan Ukuran: Perusahaan besar umumnya tidak dapat tumbuh secepat perusahaan kecil.
Berdasarkan Jenis "Cerita": Lynch mengidentifikasi enam jenis perusahaan berdasarkan karakteristik "cerita" mereka:
Slow Growers: Perusahaan besar yang cenderung tumbuh lebih lambat dari ekonomi secara keseluruhan, namun sering memberikan dividen reguler yang besar.
Stalwarts: Perusahaan besar yang masih mampu tumbuh dengan tingkat pertumbuhan laba tahunan sekitar 10% hingga 12%.
Fast-Growers: Perusahaan kecil yang baru dan agresif dengan tingkat pertumbuhan laba tahunan yang tinggi, meskipun tingkat risikonya juga besar.
Cyclicals: Perusahaan yang laba dan penjualannya naik turun sesuai dengan siklus ekonomi, seperti industri otomotif atau penerbangan.
Turnarounds: Perusahaan yang mengalami penurunan dan sedang dalam proses perbaikan, seperti Chrysler pada masa tertentu.
Asset Opportunities: Perusahaan dengan aset tersembunyi yang sering diabaikan oleh pasar.
Kategori ini membantu dalam mengembangkan "cerita" dan memberikan dasar yang kuat untuk mengevaluasi prospek investasi.
Lynch menganjurkan untuk tidak hanya melihat potensi keuntungan, tetapi juga untuk mempertimbangkan risiko yang terlibat dalam setiap jenis saham.
Kriteria Seleksi
Analisis merupakan pusat dari pendekatan Lynch. Saat mengevaluasi sebuah perusahaan, dia akan memahami bisnis perusahaan tersebut, keunggulan kompetitifnya, serta potensi risiko yang mungkin menghalangi tercapainya "cerita" yang diharapkan. Selain itu, menentukan harga saham yang masuk akal juga merupakan hal penting.
Beberapa hal penting yang Lynch sarankan untuk diperiksa oleh investor termasuk:
Laba Tahunan: Memeriksa catatan historis laba untuk menilai stabilitas dan konsistensi perusahaan.
Pertumbuhan Laba: Menyesuaikan tingkat pertumbuhan laba dengan karakteristik "cerita" perusahaan.
Price-Earnings Ratio (P/E Ratio): Membandingkan harga saham saat ini dengan laba yang baru saja dilaporkan. Saham dengan prospek baik cenderung memiliki P/E Ratio yang lebih tinggi.
P/E Ratio relatif terhadap rata-rata historis: Studi mengenai pola P/E Ratio selama beberapa tahun dapat membantu menghindari membeli saham pada harga yang terlalu tinggi.
P/E Ratio relatif terhadap rata-rata industri: Membandingkan P/E Ratio perusahaan dengan rata-rata industri dapat membantu menemukan saham yang dianggap sebagai potensi pembelian murah.
Lynch juga menyarankan untuk mempertimbangkan rasio hutang terhadap ekuitas, keberadaan kas bersih per saham, kestabilan dividen, dan inventaris perusahaan dalam proses evaluasi.
Menurutnya, pemahaman yang mendalam terhadap karakteristik ini dapat membantu investor membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih saham.