Prospek IPO Medela Potentia, Anak Usaha Dexa Group

Prospek IPO Medela Potentia, Anak Usaha Dexa Group
PT Medela Potentia

VINANSIA.COM — PT Medela Potentia Tbk akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 15 April 2025. Perusahaan distribusi farmasi dan alat kesehatan ini menawarkan 3,5 miliar saham dengan harga antara Rp180 hingga Rp230 per lembar, berpotensi mengumpulkan dana hingga Rp805 miliar.

Sebagai bagian dari Dexa Group, Medela Potentia menguasai rantai distribusi yang luas. Perusahaan ini menjangkau 70.000 titik penjualan, memasok 3.000 rumah sakit dan 23.000 apotek di Indonesia.

Namun, di balik skala bisnisnya, perusahaan menghadapi tantangan besar: margin laba yang rendah dan ketergantungan tinggi pada regulasi pemerintah.

Bisnis yang Besar, Tapi Kurang Menguntungkan

Secara angka, kinerja keuangan Medela Potentia tampak solid. Pendapatan naik 11,2% secara tahunan menjadi Rp10,79 triliun dalam sembilan bulan pertama 2024.

Laba usaha naik 15,9% menjadi Rp341 miliar, sementara laba bersih mencapai Rp252,7 miliar. Namun, profitabilitasnya rendah.

Margin laba kotor Medela Potentia hanya 9,41%, dengan margin laba bersih 2,34%. Sebagai perbandingan, Kalbe Farma (KLBF) memiliki gross margin 38,59% dan net margin 9,59%, sementara Kimia Farma (KAEF) memiliki gross margin 27,90% namun mencatatkan kerugian bersih.

Perusahaan ini memang tumbuh, tetapi dengan margin tipis, setiap gangguan kecil dalam regulasi atau pasar bisa berdampak besar.

JKN: Pasar Besar dengan Risiko Tinggi

Salah satu kekuatan sekaligus kelemahan Medela Potentia adalah ketergantungannya pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Perusahaan memiliki pangsa pasar 18,72% dalam distribusi obat etikal.

Meski angka ini menunjukkan posisi signifikan, bisnis yang bergantung pada JKN memiliki beberapa tantangan:

  • Harga obat ditentukan oleh pemerintah melalui e-Katalog. Ini membatasi fleksibilitas perusahaan dalam menentukan harga jual.
  • Pembayaran dari pemerintah tidak selalu tepat waktu. Ini bisa memengaruhi arus kas dan strategi investasi perusahaan.
  • Jika regulasi berubah, perusahaan bisa terkena dampak langsung. Pada 2022, perubahan dalam e-Katalog membuat beberapa distributor farmasi mengalami penurunan pendapatan secara signifikan.

Medela Potentia memiliki skala besar, tetapi keuntungan bisnisnya sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah.

Ke Mana Dana IPO Akan Dialokasikan?

Dari total dana IPO sebesar Rp805 miliar, sebagian besar akan digunakan untuk membayar utang dan menambah modal kerja.

  • 86,4% akan diberikan ke PT Anugrah Argon Medica (AAM), distributor utama perusahaan. Dari jumlah ini, 70,6% akan digunakan untuk membayar utang bank di BCA, sedangkan sisanya akan digunakan untuk membeli gudang di Jababeka dan modal kerja.
  • 10% akan diberikan ke PT Deca Metric Medica (DMM), untuk membayar utang dan membiayai operasional bisnis alat kesehatan.
  • Sisanya untuk PT Karsa Inti Tuju Askara (KITA), yang akan digunakan untuk mengembangkan platform farmasi digital GoApotik.

Dengan sebagian besar dana IPO digunakan untuk pelunasan utang, pertumbuhan bisnis akan sangat bergantung pada strategi operasional, bukan ekspansi agresif.

Prospek Pasca-IPO: Apa yang Bisa Diharapkan Investor?

Medela Potentia memiliki keunggulan dalam skala bisnisnya dan stabilitas pendapatan dari JKN. Namun, ada tiga faktor yang harus diperhatikan investor:

  1. Margin Laba yang Rendah – Dengan net margin hanya 2,34%, Medela Potentia lebih rentan terhadap fluktuasi harga bahan baku dan kebijakan e-Katalog.
  2. Ketergantungan pada JKN – Jika pemerintah menekan harga lebih lanjut, profitabilitas bisa semakin menurun.
  3. Strategi Diversifikasi – Perusahaan mulai mengembangkan GoApotik dan memperluas bisnis alat kesehatan, tetapi kontribusi bisnis ini terhadap pendapatan masih harus diuji.

Saham dengan Stabilitas, Tapi Bukan untuk Semua Investor

Medela Potentia menawarkan peluang investasi di sektor farmasi dengan jaringan distribusi yang luas.

Namun, margin tipis dan ketergantungan pada regulasi pemerintah membuatnya lebih cocok untuk investor jangka panjang yang mencari stabilitas, bukan pertumbuhan cepat.

Bagi investor yang ingin masuk ke saham ini? Perhatikan respons pasar pasca-IPO sebelum mengambil keputusan.

#saham

Index

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index