BANDUNG, VINANSIA.COM – Sistem transportasi inovatif asal Indonesia, Metro Kapsul, kini mulai menarik perhatian dunia. Setelah investor asal Korea Selatan mengunjungi fasilitas uji coba di Subang, Jawa Barat, Presiden EV-READY Global, Raine Renaldi, menyatakan kekhawatirannya terkait potensi klaim atas teknologi ini oleh negara lain.
Metro Kapsul, yang menggunakan sistem rel tinggi otomatis tanpa pengemudi, menawarkan solusi transportasi yang lebih efisien dengan biaya konstruksi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan LRT konvensional.
Teknologi ini diperkirakan hanya memerlukan sekitar 40% dari biaya pembangunan LRT biasa, jauh lebih murah dibandingkan dengan moda transportasi sejenis.
"Investor dari Korea Selatan datang untuk melihat langsung dan mereka terkesan dengan efisiensi serta desain modular Metro Kapsul. Ini bukan hanya soal transportasi, tapi juga kemandirian teknologi Indonesia," ujar Raine Renaldi.
Dia juga menekankan bahwa Metro Kapsul bukan hanya membawa dampak bagi sektor transportasi, tetapi juga untuk kemandirian teknologi dalam negeri.
Selain Korea Selatan, beberapa negara Asia lainnya, seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang, juga telah menunjukkan minat terhadap teknologi ini. Raine menilai ketertarikan ini sebagai peluang besar bagi Indonesia untuk mengekspor teknologi canggih tersebut ke pasar internasional.
Namun, meski bangga akan pencapaian ini, Raine tidak dapat menutupi kekhawatirannya. Ia khawatir, teknologi Metro Kapsul yang kini semakin dilirik banyak negara, bisa saja diambil alih atau diklaim sebagai buatan luar negeri. Ini adalah masalah yang sering terjadi dengan teknologi Indonesia yang berkembang pesat namun akhirnya diklaim oleh negara lain.
"Kita tidak bisa membiarkan teknologi kita hilang begitu saja. Metro Kapsul harus menjadi kebanggaan nasional," tegasnya.
Saat ini, proyek Metro Kapsul masih dalam tahap uji coba di beberapa kota di Indonesia yang sudah tertarik untuk mengadopsi sistem ini. Dengan teknologi yang semakin berkembang, EV-READY Global juga tengah mengintegrasikan teknologi AI dan blockchain untuk meningkatkan efisiensi serta transparansi operasional sistem ini.
Raine mengajak semua pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat, untuk mendukung penuh pengembangan Metro Kapsul di Indonesia. "Kita sudah punya test track, teknologi, dan tim engineer terbaik. Sekarang yang dibutuhkan adalah political will untuk melanjutkan pengembangan ini di tanah air," kata Raine.
Ia menegaskan pentingnya untuk segera bergerak dalam pengembangan Metro Kapsul agar tidak ada pihak lain yang mengambil keuntungan dari inovasi yang 100% merupakan karya anak bangsa ini.
"Jika kita tidak bergerak cepat, bisa saja Metro Kapsul menjadi 'Made in Korea' atau 'Engineered in Japan'. Padahal, ini 100 persen karya anak bangsa," ujar Raine.
Dengan segala potensi dan tantangan yang ada, Metro Kapsul berpeluang besar untuk menjadi simbol kebanggaan Indonesia dalam dunia transportasi global. Namun, pengembangan dan pengakuan internasional yang cepat menjadi hal yang sangat penting agar teknologi ini tetap terjaga sebagai warisan bangsa.