VINANSIA.COM – Pejabat tinggi kripto Gedung Putih, David Sacks, mengisyaratkan bahwa bulan Juli bisa menjadi momen penting bagi regulasi aset digital di Amerika Serikat.
Menurut Sacks, dua rancangan undang-undang penting—GENIUS Act dan CLARITY Act—sedang bergerak maju dan menunjukkan momentum terkuat sejauh ini di bawah pemerintahan baru.
GENIUS Act: Standar Baru untuk Stablecoin
GENIUS Act diperkirakan akan segera disahkan menjadi undang-undang. RUU ini akan menciptakan kerangka hukum nasional untuk stablecoin, yaitu mata uang digital yang nilainya ditambatkan pada aset dunia nyata seperti dolar AS.
Langkah ini diharapkan akan:
- Mempermudah dan memperaman penerbitan stablecoin di AS
- Mendorong lebih banyak inovasi dalam negeri
- Mengurangi ketergantungan terhadap teknologi finansial asing
CLARITY Act: Menentukan Jenis Aset Kripto
Sementara itu, CLARITY Act sedang menuju ke Senat. RUU ini bertujuan untuk memberikan definisi hukum yang jelas terhadap berbagai jenis aset kripto—sesuatu yang selama ini belum dimiliki industri.
Kurangnya kejelasan regulasi ini telah membuat institusi finansial besar enggan masuk ke dunia kripto karena ketidakpastian hukum. Bila RUU ini disahkan, diperkirakan bisa membuka peluang investasi hingga triliunan dolar AS, memberikan dorongan besar bagi industri kripto.
Momen Penentu bagi Kepemimpinan Kripto AS
Kedua RUU ini dipandang sebagai momen titik balik. Para pemimpin industri menyebut ini sebagai saat yang “mendefinisikan” posisi AS sebagai pemimpin global di bidang blockchain dan keuangan digital. Jika kedua RUU ini lolos di bulan Juli, bisa jadi ini awal dari era baru—lebih teratur, namun lebih percaya diri—untuk industri kripto di Amerika.
Rencana Tarif Trump di Bulan Juli
Namun, bukan hanya regulasi yang jadi sorotan. Dunia kripto juga tengah menanti keputusan terkait rencana tarif Donald Trump yang tenggat waktunya jatuh pada 8–9 Juli. Meski begitu, ada indikasi bahwa Trump bisa saja menunda penerapan tarif tersebut.
Saat ini, negosiasi dengan China dan Inggris telah dimulai, meski belum ada kesepakatan yang dicapai. Bila prosesnya berjalan lambat, Trump diprediksi akan turun tangan menetapkan tarif yang ia anggap adil.
Beberapa negara seperti India sudah hampir mencapai kesepakatan, dan kemungkinan akan disusul negara lain setelah pengesahan RUU pajak dan pengeluaran besar-besaran dari Trump, yang ditargetkan rampung sebelum 4 Juli. Untuk sementara, negara-negara yang bernegosiasi dengan itikad baik kemungkinan besar akan mendapatkan perpanjangan waktu.