Profil Gita Irmasari, Presiden Direktur Lippo Cikarang yang Baru Saja Mundur dari Jabatannya

Profil Gita Irmasari, Presiden Direktur Lippo Cikarang yang Baru Saja Mundur dari Jabatannya
Profil Gita Irmasari

VINANSIA.COM - Gita Irmasari mundur. Diam-diam. Tanpa drama. Hanya sebuah surat yang dikirimkan ke Bursa Efek Indonesia, 4 April 2025. Ia mengakhiri jabatannya sebagai Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk, belum genap setahun sejak ia dipercaya memimpin emiten properti itu.

Tak banyak yang mengenal nama Gita Irmasari di luar lingkaran industri properti. Ia bukan tokoh media. Ia juga bukan komisaris viral. Tapi di dalam grup Lippo, ia bukan orang baru. Sudah lebih dari satu dekade ia mengabdi di sana. Meniti karier dari bawah, dari kepala divisi penjualan, naik ke kepala township management, kemudian ke jajaran direktur. Hingga akhirnya mencapai puncak: Presiden Direktur.

Gita adalah lulusan Arsitektur ITS. Ia kemudian memperkuat dirinya dengan gelar Magister Manajemen dari Prasetiya Mulya. Karier awalnya di dunia konstruksi dan konsultansi, termasuk di Prosys Bangun Persada. Tapi titik baliknya datang saat bergabung dengan Lippo Cikarang pada 2012. Sejak itu, ia tumbuh bersama perusahaan.

Mundur dari jabatan sekelas Presiden Direktur tentu bukan hal sepele. Apalagi di grup sebesar Lippo, di mana jabatan itu kerap melekat dengan kepercayaan panjang dan strategi jangka menengah. Maka wajar jika muncul pertanyaan: ada apa?

Alasan resminya: tidak disebutkan secara jelas. Namun bisa jadi karena alasan soal perbedaan visi. Bisa karena tekanan pemegang saham. Bisa karena strategi perusahaan yang bergeser. Atau ada alasan yang lain. 

Faktanya, masa Gita memimpin LPCK memang tak panjang. Ia baru ditunjuk pada Agustus 2023, menggantikan Ketut Budi Wijaya yang juga mundur. Dengan masa jabatan tak sampai sembilan bulan, ini menunjukkan adanya dinamika internal yang bergerak cepat.

Lippo Cikarang sendiri sedang dalam fase transisi. Perusahaan ini sedang berusaha keluar dari bayang-bayang Meikarta. Mencari identitas baru, terutama dalam mengelola kawasan industri dan hunian di Cikarang. Tantangannya besar: persaingan ketat, demand yang menurun, dan kebutuhan akan inovasi baru di tengah iklim bisnis yang berubah.

Dalam beberapa bulan terakhir, LPCK berusaha menggenjot konsep kota mandiri yang lebih terintegrasi. Ada wacana soal green development, digital township, hingga kawasan industri berbasis teknologi. Gita sempat menyuarakan hal itu dalam sejumlah forum. Tapi mungkin, kecepatan yang diminta investor, tidak selalu sejalan dengan waktu yang dibutuhkan untuk membenahi fondasi.

Ada kemungkinan, Gita adalah tipe profesional teknokrat. Ia memahami lapangan, paham soal arsitektur kota, paham ritme kawasan industri. Tapi dunia korporasi juga bicara angka. Pertumbuhan, laba, valuasi pasar. Dan kadang, logika proyek jangka panjang tidak selalu cocok dengan logika laporan kuartalan.

Apakah Gita mundur karena tak sanggup? Rasanya bukan itu. Ia sudah terlalu lama di Lippo untuk dianggap “baru belajar.” Tapi mungkin, ia merasa jalur yang ada tak lagi cocok dengan jalannya. Atau mungkin sebaliknya: perusahaan merasa perlu jalur lain yang lebih agresif. Di antara dua kemungkinan itu, yang terbaik adalah saling pamit secara baik-baik.

Yang menarik dari sosok Gita adalah bagaimana ia membangun reputasi dari dalam. Bukan dari kampanye, bukan dari konten LinkedIn, tapi dari kerja teknis yang konsisten. Orang semacam ini mungkin tak banyak bicara, tapi biasanya tahu persis apa yang sedang ia lakukan.

Dan justru karena itu, keputusannya untuk mundur menjadi catatan penting. Dalam dunia di mana banyak orang ngotot mempertahankan jabatan, Gita memilih keluar. Mungkin karena ia tahu: bukan semua hal harus dipaksakan. Dan tak semua tantangan harus dijawab dari posisi paling tinggi.

Saya percaya, Gita tak akan lama di luar arena. Orang dengan pengalaman membangun kota, memimpin proyek berskala besar, dan mengelola tim lintas sektor akan selalu dicari. Entah kembali ke properti, atau masuk ke industri yang lebih digital—langkah selanjutnya bisa lebih bebas karena ia kini membawa nama yang lebih dikenal.

Mundurnya Gita Irmasari mungkin tidak mengubah pasar. Tapi ia mengingatkan kita bahwa jabatan, dalam dunia korporasi hari ini, makin dinamis. 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index