Inspiratif! Semula Pria Ini Cuma Sales dan Ayahnya Sudah Tiada Sejak Kecil, Kini Jadi Konglomerat Hong Kong

Inspiratif! Semula Pria Ini Cuma Sales dan Ayahnya Sudah Tiada Sejak Kecil, Kini Jadi Konglomerat Hong Kong
Semula Pria Ini Cuma Sales dan Ditinggal Ayahnya Sejak Kecil, Kini Jadi Konglomerat Hong Kong. Ilustrasi. (unsplash)

VINANSIA.COM – Ada sebuah kisah inspiratif dari Li Ka-shing, salah satu pengusaha dan investor terkaya di Hong Kong. Li Ka-shing lahir di Guangdong, Tiongkok, pada tahun 1928 dari keluarga miskin. Pada tahun 1940, keluarganya pindah ke Hong Kong untuk menghindari serangan Jepang selama Perang Dunia Kedua.

Tidak lama setelah mereka tiba di Hong Kong, ayahnya meninggal karena penyakit TBC. Peristiwa ini memaksa Li putus sekolah pada usia 16 tahun dan bekerja di sebuah pabrik plastik untuk menghidupi keluarganya. Selama hampir empat tahun penjajahan Jepang di Hong Kong, Li mengirimkan 90% gajinya kepada ibunya.

Seperti apa ulasan lengkapnya, berikut penjelasannya, dikutip dari kanal youtube Si Kutu Buku.

Etos Kerja dan Perjalanan Karir
Sejak muda, Li Ka-shing dikenal memiliki etos kerja yang sangat tinggi. Ia sering bekerja 16 jam sehari, tujuh hari seminggu. Gaya kerjanya yang gigih ini tetap dilakukannya hingga usia 89 tahun.

Karir Li dimulai sebagai seorang salesman di pabrik plastik, dan berkat kerja kerasnya, ia dipromosikan menjadi kepala pabrik pada usia 18 tahun. Ketika berusia 22 tahun, Li berhasil membuka pabrik miliknya sendiri, Cheung Kong Industries, yang memproduksi berbagai jenis plastik, termasuk bunga palsu yang sangat populer di pasaran.

Keahlian dan Strategi Bisnis
Li Ka-shing memiliki kemampuan belajar yang luar biasa, meskipun tidak mengenyam pendidikan tinggi. Ia rajin membaca dan banyak belajar secara mandiri. Sebagai contoh, di tahun pertama perusahaannya berdiri, Li melakukan pengukuran akuntansi tanpa pengalaman sebelumnya, hanya dengan belajar dari buku.

Selain rajin membaca, Li juga memiliki intuisi yang tajam dalam menangkap tren bisnis. Ketika bisnis plastiknya berkembang, ia melihat peluang besar di industri properti dan memutuskan untuk berinvestasi di sektor tersebut. Strateginya terbukti sukses, dan pada akhir tahun 1970-an, ia menjadi salah satu pengusaha properti terkemuka di Hong Kong.

Prinsip Pengelolaan Keuangan dan Etika Bisnis
Salah satu prinsip utama Li Ka-shing dalam berbisnis adalah pengelolaan keuangan yang bijaksana. Ia tidak suka berhutang untuk membeli properti, dan semua investasinya berasal dari modal yang dimilikinya sendiri. Selain itu, Li sangat mementingkan reputasi dan loyalitas.

Baginya, sebuah janji adalah kontrak yang harus dipegang teguh. Pada tahun 1956, Li pernah menolak tawaran keuntungan 30% lebih tinggi karena sudah menyetujui perjanjian kerjasama secara verbal dengan pihak lain.

Tips Kelola Keuangan
Li Ka-shing juga membagikan tips bagaimana mengelola keuangan bagi anak muda yang baru memulai karir. Berikut adalah lima kategori pengelolaan keuangan yang disarankan oleh Li:

  1. Kebutuhan Sehari-hari (30%): Jangan boros dan makan makanan biasa saja. Penting untuk belajar mengelola pengeluaran sejak pendapatan masih kecil.
  2. Networking dan Pertemanan (20%): Ajak dua orang yang lebih bijaksana atau kaya untuk makan setiap bulan. Ini adalah investasi dalam membangun jaringan yang bermanfaat di masa depan.
  3. Belajar (15%): Sisihkan uang untuk membeli buku atau mengikuti pelatihan. Praktikkan dan ajarkan apa yang dipelajari untuk meningkatkan pemahaman.
  4. Jalan-jalan (10%): Manjakan diri dengan liburan setahun sekali untuk membuka wawasan dan menambah pengalaman.
  5. Investasi dan Tabungan (25%): Jangan berhenti menabung dan gunakan uang ini sebagai modal untuk memulai bisnis kecil atau berinvestasi.

Pelajaran Hidup untuk Anak Muda
Selain tips keuangan, Li Ka-shing juga memberikan beberapa pelajaran hidup yang berharga:

  1. Jangan Berhenti Bertumbuh: Selalu tingkatkan performa pribadi, jangan hanya mengandalkan kenaikan gaji tahunan.
  2. Hidup Sesuai Kemampuan: Jangan habiskan uang untuk barang-barang material yang tidak perlu.
  3. Jangan Hidup di Masa Lalu: Belajar dari kesalahan dan jangan terjebak oleh masa lalu.
  4. Kejar Mimpi: Gunakan sisa uang untuk mengejar mimpi setelah kebutuhan pokok terpenuhi.

Sejatinya, jalan menuju kekayaan dimulai dari pengelolaan uang yang baik. Kebiasaan ini akan membantu kita mewujudkan mimpi yang kita inginkan dalam hidup.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index
Seedbacklink