VINANSIA.COM – Berbagai platform pinjaman online yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan), pada akhir 2023 lalu, terseret dalam kasus penipuan yang menggemparkan. Empat platform yang seharusnya telah memiliki izin resmi dari OJK justru masih terlibat dalam praktik-praktik yang merugikan masyarakat. Bagaimana modus operandi mereka?

Sebuah wawancara eksklusif dengan salah satu korban, Aurel, membuka tabir kelam dari skema penipuan yang melibatkan platform pinjaman online. Di kanal youtube Grace Tahir, Aurel menceritakan pengalamannya terjebak dalam skema yang terstruktur dengan rapi, dimulai dari sebuah tawaran sponsorship yang terlihat menggiurkan.

“Setahun yang lalu, atas nama kepanitiaan di kampus, saya diajak oleh seseorang, yang sekarang telah menjadi tersangka, untuk menjalin kerjasama sponsorship. Namun, persyaratan yang diajukan adalah menggunakan data pribadi untuk meminjamkan dana kepada empat platform pinjaman online,” ungkap Aurel.

Skema tersebut didasarkan pada janji bahwa setiap bulannya, Aurel akan menerima pembayaran dari tersangka, ditagih, dan diangsur olehnya kepada platform-pinjaman tersebut. Namun, realitasnya berbeda. Tersangka malah memanfaatkan data pribadi Aurel untuk mendapatkan pinjaman dari platform-pinjol, sementara Aurel hanya menerima sebagian kecil dari jumlah tersebut.

Pertanyaan pun muncul, mengapa Aurel mempercayai tersangka? Awalnya, tersangka memperlihatkan bukti-bukti yang cukup meyakinkan, seperti adanya perjanjian tertulis dan MOU (Memorandum of Understanding) yang ditandatangani. Selain itu, tersangka juga terlihat kredibel di mata Aurel karena telah memiliki proyek-proyek sebelumnya yang sukses.

“Pada awalnya, saya sempat percaya karena tersangka telah memiliki proyek-proyek sebelumnya yang sukses. Namun, setelah beberapa bulan berlalu, tagihan tidak kunjung terbayar dan saya mulai merasa curiga,” jelas Aurel.