VINANSIA.COM – Belakangan ini, jagat kripto sempat dihebohkan dengan isu kalau Donald Trump sempat mem-blacklist XRP. Tapi, benarkah begitu? Yuk, kita bahas dengan gaya santai biar nggak pusing!

Pada 2 Maret 2025, Donald Trump bikin heboh setelah memposting pernyataan di media sosial. Dalam postingan itu, dia menyatakan dukungan terhadap “cadangan strategis kripto” Amerika Serikat yang katanya akan mencakup XRP, Solana, dan Cardano.

Nggak cuma itu, Trump juga sempat mengkritik pemerintahan Joe Biden yang dianggapnya nggak becus ngatur industri kripto. Dia bahkan janji akan bikin AS jadi pemimpin dunia di sektor aset digital. Tapi… cuma berselang kurang dari 24 jam, postingan itu tiba-tiba dihapus.

Ada Nama Lobi, Ada Drama

Menurut beberapa laporan, kabarnya Trump bikin postingan itu karena disodori draf oleh seorang pelobi bernama Brian Ballard. Nah, si Ballard ini disebut-sebut punya hubungan dengan Ripple Labs, perusahaan di balik koin XRP.

Setelah Trump tahu kalau postingan itu ternyata bisa mengaitkan dirinya langsung dengan Ripple, dia kabarnya langsung marah besar dan memutuskan hubungan dengan Ballard. Jadi, bukan karena dia benci XRP, tapi lebih ke soal dikaitkan tanpa persetujuannya secara utuh.

XRP Nggak Diblokir, Nggak Dilarang

Meskipun drama ini bikin geger, sejauh ini nggak ada bukti resmi atau pernyataan yang menyebut XRP diblokir atau diblacklist oleh Trump. Jadi, semua heboh-heboh ini tampaknya cuma salah paham dan rasa kesal personal, bukan kebijakan resmi.

Faktanya, XRP masih aktif dan cukup stabil di pasar kripto. Beberapa analis bahkan masih melihat XRP sebagai altcoin yang punya potensi besar di siklus pasar saat ini.

Ripple dan Politik Memang Punya Sejarah

Buat kamu yang belum tahu, Ripple memang sudah lama punya jejak di dunia politik. Mereka pernah menyumbang ke beberapa komite politik yang pro-Trump.

Bahkan, CEO dan Chief Legal Officer Ripple juga dilaporkan pernah bertemu langsung dengan Trump.

Jadi, hubungan Ripple dengan dunia politik bukan hal baru. Tapi, memang, keterlibatan seperti ini bisa jadi pedang bermata dua.

Reaksi Publik dan Cuitan Satir

Pengacara kripto Bill Morgan juga ikut merespons kisruh ini. Lewat platform X (dulu Twitter), dia malah menanggapinya dengan bercanda.

Katanya, “Kamu benar-benar update. SEC sudah setuju denda Ripple diturunin dari $125 juta jadi $50 juta dan larangan permanen juga udah dicabut. Iya, Trump lagi ngamuk.”

Nada cuitannya jelas menyiratkan bahwa situasi ini nggak terlalu serius dan bisa dianggap lelucon.

Donald Trump mungkin memang kesal karena merasa dimanfaatkan tanpa pemahaman penuh soal XRP, tapi nggak ada bukti kalau dia mem-blacklist koin ini. Drama ini justru memperlihatkan betapa kuatnya pengaruh para pelobi kripto di belakang layar, dan bagaimana dunia kripto makin nyambung ke ranah politik.

Jadi, buat kamu yang pegang XRP, tenang saja. Koin ini belum masuk daftar hitam siapa pun. Tapi tetap waspada, ya. Dunia kripto memang dinamis, dan drama politik bisa muncul kapan saja!

Poin Penting Drama Trump dan XRP

• Donald Trump sempat memposting dukungan untuk XRP, Solana, dan Cardano pada 2 Maret 2025.
• Postingan tersebut dihapus kurang dari 24 jam kemudian.
• Trump kabarnya mendapat draf postingan dari pelobi bernama Brian Ballard yang terkait dengan Ripple Labs.
• Trump merasa tidak diberi pemahaman penuh dan memutus hubungan dengan Ballard setelah tahu keterkaitan dengan Ripple.
• Tidak ada bukti atau pernyataan resmi bahwa Trump mem-blacklist atau melarang XRP.
• XRP masih aktif diperdagangkan dan tetap punya prospek baik menurut analis.
• Ripple memang punya sejarah terlibat dalam dunia politik, termasuk ke kubu pro-Trump.
• Pengacara kripto Bill Morgan menanggapi isu ini dengan santai dan menyindir melalui cuitan di X.

Tabel Ringkasan Isu Trump dan XRP