VINANSIA.COM - Awal 2022, seorang mahasiswa bernama Ghozali Ghozalu menjadi fenomena di dunia digital. Ia mengunggah foto selfie-nya selama lima tahun ke marketplace NFT OpenSea, dan dalam waktu singkat, koleksinya bernama Ghozali Everyday terjual habis.
Orang-orang tak percaya. Bagaimana mungkin foto selfie biasa bisa dihargai puluhan juta rupiah per foto?
Jawabannya adalah NFT sedang dalam masa keemasannya. Saat itu, investor crypto mencari proyek NFT baru untuk dibeli. Ghozali menjadi simbol NFT di Indonesia—seorang mahasiswa biasa yang tiba-tiba jadi miliarder.
Tapi setelah itu, pasar NFT mulai runtuh. Harga koleksi NFT terjun bebas, volume perdagangan turun drastis. Banyak yang bertanya: Apakah NFT sudah mati?
NFT di Indonesia: Hype Meredup, Tapi Tidak Hilang
Sebenarnya, ini bukan pertama kali terjadi di dunia digital. Setiap teknologi baru selalu mengalami siklus hype-koreksi-stabilisasi.
Dulu, saat era dot-com tahun 2000, banyak startup internet bangkrut. Tapi internet tetap hidup dan berkembang.
Hal yang sama terjadi dengan NFT. Meski hype-nya mereda, NFT tetap ada dan mulai digunakan untuk hal yang lebih realistis.
A. NFT sebagai Tiket & Keanggotaan Eksklusif
NFT di Indonesia mulai dipakai bukan hanya untuk koleksi digital, tetapi juga untuk akses eksklusif.
Weird Genius & NOAH Eksperimen dengan NFT
Weird Genius dan NOAH pernah mencoba menjual album dan merchandise eksklusif dalam bentuk NFT. NFT ini memberi akses ke konten spesial atau pengalaman eksklusif dengan band.
Kopi Kenangan & Fore Coffee Luncurkan NFT Membership
Kopi Kenangan dan Fore Coffee mulai bereksperimen dengan NFT sebagai kartu loyalitas digital. Pelanggan dengan NFT bisa dapat diskon atau akses ke event khusus.
Bali Blockchain Center & NFT Tiket Event
Beberapa acara di Bali mulai menggunakan NFT sebagai tiket digital. Tiket NFT ini bisa diverifikasi keasliannya dan bahkan bisa dijual kembali.
B. NFT di Dunia Seni & Koleksi Digital
Museum Macan Mulai Mengadopsi NFT
Museum seni kontemporer terbesar di Indonesia, Museum Macan, mulai mengeksplorasi bagaimana NFT bisa digunakan untuk koleksi seni digital.
Pemain Sepak Bola Nasional Luncurkan NFT
Beberapa pemain bola Indonesia mencoba meluncurkan NFT sebagai memorabilia digital, mirip dengan kartu koleksi pemain sepak bola klasik.
Indodax & Koleksi NFT Lokal
Indodax, salah satu bursa crypto terbesar di Indonesia, mulai mendukung koleksi NFT lokal untuk membantu seniman menjual karya digital mereka.
C. NFT dalam Dunia Gaming & Metaverse
RansVerse: Metaverse Raffi Ahmad
RANS Entertainment, milik Raffi Ahmad, meluncurkan proyek RansVerse, sebuah metaverse di mana NFT digunakan sebagai aset digital dalam dunia virtual.
Lokapala: Game MOBA Indonesia dengan Elemen NFT
Lokapala, game MOBA buatan anak bangsa, mulai mengeksplorasi bagaimana NFT bisa digunakan sebagai aset dalam game mereka.
Asosiasi Game Indonesia (AGI) Mulai Eksperimen dengan NFT
Beberapa studio game di Indonesia mulai melihat NFT sebagai cara baru untuk memberi kepemilikan digital kepada pemain—mirip dengan konsep item langka dalam game online.
NFT Mati atau Sedang Berevolusi?
Jika yang dimaksud NFT adalah "gambar digital yang dijual miliaran rupiah tanpa manfaat", maka NFT seperti itu mungkin memang sudah mati.
Tapi kalau kita bicara NFT sebagai teknologi kepemilikan digital yang bisa diverifikasi, NFT justru sedang berevolusi.
Sekarang, perusahaan tidak lagi menjual NFT hanya karena tren, tetapi mencari cara agar NFT benar-benar berguna dalam kehidupan nyata.
Tren Baru: Utility NFT, Bukan Sekadar Koleksi
- NFT yang bisa digunakan sebagai tiket konser, tiket seminar, atau keanggotaan eksklusif.
- NFT dalam game online untuk item yang benar-benar dimiliki pemain.
- NFT untuk sertifikat kepemilikan rumah atau tanah digital.
Saat ini, kita tidak lagi berada di fase hype NFT—tetapi di fase di mana teknologi ini benar-benar diuji apakah bisa bertahan atau tidak.
NFT Sudah Tamat atau Baru Mulai?
Melihat tren di Indonesia dan global, NFT tidak benar-benar mati. Yang mati adalah spekulasinya.
Dulu, orang beli NFT hanya karena takut ketinggalan tren. Sekarang, mereka lebih berhati-hati dan bertanya: "Apa manfaatnya?"
Jika NFT hanya tentang koleksi digital tanpa nilai nyata, maka NFT itu akan hilang.
Tapi jika NFT bisa memberikan manfaat nyata—sebagai tiket, aset dalam game, atau keanggotaan eksklusif—maka NFT masih punya masa depan.
Jadi, ingat Ghozali Everyday? Dia mungkin simbol dari era hype NFT, tetapi masa depan NFT di Indonesia sekarang bukan lagi tentang selfie—melainkan tentang bagaimana kita bisa menggunakan teknologi ini dalam kehidupan sehari-hari.